Barangsiapa yang suka ALLOH mengabulkan doanya pada saat-saat sempit dan kesulitan, maka hendaklah ia berdoa pada saat-saat lapang. (HR. at-Tirmidzi)
Barangsiapa membela kehormatan saudaranya yang digunjingkan ketika ia tidak berada di sisinya, maka hak atas ALLOH untuk membebaskannya dari neraka. (HR. Ahmad)
Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukannya. (Ibnu Qayyim)
Barangsiapa yang lupa mengerjakan sholat atau tertidur darinya, maka kafarat (pengganti) nya ialah hendaknya ia mengerjakannya ketika ia ingat. (HR. Ahmad & Muslim)
Amal yang paling disukai oleh ALLOH adalah yang dilakukan secara berkesinambungan meskipun sedikit. (HR. Bukhari & Muslim)
02 September 2009
Pesan Bijak
12 Mei 2009
Lelaki Sunyi
Hujan di luar begitu derasnya
mengajakku mengenang masa lalu
Karena seperti hujan runtuh, kenangan di hatiku pun tiba-tiba runtuh
dan terus memburu
kemudian keluar dari long term memoryku berupa kepingan-kepingan peristiwa masa kecilku
tentang burung,tentang sawah,tentang kali serta tentang lelaki sunyi di tepi kali
dari Koran Sindo edisi Sabtu 9 Mei 2009
04 Mei 2009
Pesan Bijak
* Mendapatkan 5 hal melalui 5 jalan :
1. Berkah rezeki akan diperoleh melalui Sholat Dhuha
2. Cahaya dalam kubur melalui Sholat Tahajjud
3. Kemudahan dalam menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir melalui membaca Al Qur'an
4. Kemudahan melintasi Siratal Mustaqim melalui puasa dan sedekah
5. Mendapat perlindungan ARSY ILAHI pada hari HISAB melalui Zikrullah (zikir)
* Sesungguhnya ALLOH membuka tangan NYA di malam hari agar pelaku dosa disiang hari bertaubat dan membuka tangan NYA disiang hari agar pelaku dosa di malam hari bertaubat. (HR. Muslim)
* Apabila Dia (ALLOH) mencintai satu kaum pasti Dia menguji mereka. Barangsiapa ridho, maka baginya ridho (ALLOH) dan barangsiapa murka maka baginya murka (ALLOH). (Tirmidzi)
* Rasul bersabda : ALLOH Ta'ala melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap. (HR. Ibnu Majah)
* Barangsiapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka sambunglah tali silaturahim dengan saudara saudara ayahnya setelah ia meninggal. (HR. Ibnu Hibban)
* Sungguh aku (Nabi)orang yang paling takut dan paling takwa kepada ALLOH, namun aku berpuasa dan berbuka dan aku sholat (malam) dan tidur dan aku menikahi wanita. (HR. Al Bukhari)
* Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur'an) maka ia mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan itu bernilai sepuluh kali lipatnya. (Tirmidzi)
26 Maret 2009
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
(oleh : Sapardi Djoko Damono)
04 Maret 2009
Petuah Bijak
Barangsiapa yang memperhatikan kekurangan dirinya, niscaya ia tidak akan sempat mencari -cari kekurangan orang lain. (Ali bin Abu Thalib)
Rasul bersabda " Tidaklah beriman (dengan sempurna) salah seorang dari kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan segenap manusia."
(HR Al Bukhari)
02 Maret 2009
Manfaat dan tips bercerita untuk Ayah
Ayah tentu perlu juga memanfaat dongeng atau cerita pengantar tidur sebagai "alat" untuk mengajarkan nilai atau memberi nasehat. Apa saja manfaat bercerita?
1. Memberi contoh
Dengan bercerita, Anda bisa memasukkan norma dan nilai kehidupan kepada anak-anak. Contohnya : Anda bercerita tentang Popeye yang hebat karena makan bayam.
2. Memberi tantangan kepada anak
Saat mendengarkan cerita, Ia menggunakan imajinasinya dan biasanya menempatkan dirinya sebagai tokoh protagonis yang berhasil memecahkan masalah. Disitulah ia belajar bagaimana memecahkan masalah yang mungkin terjadi dalam kehidupannya.
3. Melatih komunikasi
Membacakan cerita kepada si kecil sejak ia bayi akan melatihnya cepat berkomunikasi verbal. Jadi jangan anggap tidak ada keuntungan dalam membacakan cerita.
Yang bisa ayah lakukan:
* Sebelum pulang, browsing dongeng untuk si kecil, lalu jadikan ini bahan cerita yang Anda improvisasi dengan imajinasi Anda sendiri.
* Sebagai "pemula", Ayah juga bisa mendengarkan cara Bunda atau ibu guru di prasekolah bercerita. Anda sendiri sah saja lho punya gaya asyik tersendiri. Si kecil takkan bisa mengalihkan perhatian jika cara mendongeng atau bercerita seru!
* Inspirasi cerita bisa berasal dari pengalaman Anda di masa kecil saat masih balita, kisah klasik yang Anda telah kenal sejak kecil, atau film anak-anak.
01 Maret 2009
Petuah Bijaksana
Tiga hal yang membinasakan :
1. Bakhil yang dituruti ;
2. Nafsu yang diikuti ;
3. Takjub pada diri sendiri.
Tiga hal yang menyelamatkan :
1. Berlaku adil saat marah dan ridho ;
2. Kesederhanaan saat kaya dan miskin ;
3. Takut pada Alloh saat sendiri dan ditengah keramaian.
Tiga hal yang menghapus kesalahan :
1. Menunggu sholat setelah sholat ;
2. Menyempurnakan wudhu di saat yang berat
3. Melangkahkan kaki menuju sholat berjamaah.
Tiga hal yang mengangkat derajat :
1. Memberi makan ;
2. Menyebar salam ;
3. Sholat malam saat manusia tidur.
(HR. Al Baihaqi)
Diantara bentuk kedzaliman seseorang terhadap saudaranya adalah bila ia menyebutkan keburukan yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan - kebaikannya.
(Ibnu Sirin)
Ridholah terhadap apa yang telah Alloh Ta'ala berikan kepadamu, niscaya kamu menjadi orang yang paling kaya. (Ibnu Mas'ud)
Barangsiapa menggantungkan suatu barang (dengan anggapan bahwa barang itu dapat melindungi dirinya), niscaya Alloh menjadikan dia selalu bergantung kepada barang tersebut. (HR. Ahmad)
Abu ad-Darda' pernah berkata : "Jika kamu melihatku marah, maka relakanlah. Jika aku melihatmu marah aku akan merelakanmu. Jika tidak maka kita tidak akan bersatu selamanya."
Tidak dihalalkan bagi seorang muslim menjual suatu barang kepada saudaranya yang di dalamnya mengandung cacat, kecuali setelah ia menjelaskannya kepadanya. (HR. Ahmad)
Barangsiapa yang ingin diselamtkan oleh Alloh dari kesusahan - kesusahan hari kiamat, maka hendaklah ia memberikan kemudahan kepada orang yang susah / membebaskannya. (HR. Muslim)
Gurindam Dua Belas
Salah satu peninggalan terbaik nenek moyang kita dalam bidang sastra adalah gurindam dua belas. Sebuah karya fenomenal dari sastrawan melayu Raja Ali Haji yang juga merupakan seorang Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Gurindam dua belas berisikan nasehat - nasehat yang penuh dengan rasa spriritual, moral, dan sosial humanisme. Berikut adalah kutipan Gurindam dua belas tersebut :
Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia melarat.
Gurindam II
Ini gurindam pasal yang kedua:
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
Gurindam III
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.
Gurindam IV
Ini gurindam pasal yang keempat:
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah fikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
Gurindam V
Ini gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Gurindam VI
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
Gurindam VII
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.
Gurindam VIII
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.
Gurindam IX
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.
Gurindam X
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
Gurindam XI
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.
Gurindam XII
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
Gurindam 12, pasal yang ke 11 dan ke 12
Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.
18 Februari 2009
Hak - hak Wanita dalam Islam
Sesungguhnya Islam menempatkan wanita pada posisi yang tinggi dan sejajar dengan pria. Namun dalam beberapa hal ada yang harus berbeda, karena pria dan wanita hakekatnya adalah makhluk yang berbeda. Kesalahan dalam memahami ajaran yang benar inilah yang menjadikan Islam kerap dituding sebagai agama yang menempatkan wanita sebagai “warga kelas dua.”
Suatu hal yang tidak kita sangsikan bahwa Islam demikian memuliakan wanita, dari semula makhluk yang tiada berharga di hadapan “peradaban manusia”, diinjak-injak kehormatan dan harga dirinya, kemudian diangkat oleh Islam ditempatkan pada tempat yang semestinya dijaga, dihargai, dan dimuliakan. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan banyak kebaikan kepada hamba-hamba-Nya. Keterangan ringkas berikut akan memberikan gambaran bagaimana Islam menjaga hak-hak kaum wanita, sejak mereka dilahirkan ke muka bumi, dibesarkan di tengah keluarganya sampai dewasa beralih ke perwalian sang suami.
1. Pada Masa Kanak-kanak
Di masa jahiliyah tersebar di kalangan bangsa Arab khususnya, kebiasaan menguburkan anak perempuan hidup-hidup karena keengganan mereka memelihara anak perempuan. Lalu datanglah Islam mengharamkan perbuatan tersebut dan menuntun manusia untuk berbuat baik kepada anak perempuan serta menjaganya dengan baik. Ganjaran yang besar pun dijanjikan bagi yang mau melaksanakannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan anjuran dalam sabda-Nya:
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ (وَضَمَّ أَصَابِعَهُ)
“Siapa yang memelihara dua anak perempuan hingga keduanya mencapai usia baligh maka orang tersebut akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia (dekat seakan menjadi) 1 seperti dua jari ini.” Beliau menggabungkan jari-jemarinya. (HR. Muslim no. 6638 dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu)
‘Aisyah radhiyallahu 'anha berkisah: “Datang ke rumahku seorang wanita peminta-minta beserta dua putrinya. Namun aku tidak memiliki apa-apa yang dapat kusedekahkan kepada mereka kecuali hanya sebutir kurma. Wanita tersebut menerima kurma pemberianku lalu dibaginya untuk kedua putrinya, sementara ia sendiri tidak memakannya. Kemudian wanita itu berdiri dan keluar dari rumahku. Tak berapa lama masuklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kuceritakan hal tersebut kepada beliau. Usai mendengar penuturanku beliau bersabda:
مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
“Siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya lalu ia berbuat baik kepada mereka maka mereka akan menjadi penghalang/penutup baginya dari api neraka.” (HR. ِAl-Bukhari no. 1418 dan Muslim no. 6636)
Kata Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu dalam penjelasan atas hadits di atas: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya dengan ujian (ibtila`), karena manusia biasanya tidak menyukai anak perempuan (lebih memilih anak lelaki), sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kebiasaan orang-orang jahiliah:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِاْلأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيْمٌ. يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُوْنٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلاَ ساَءَ مَا يَحْكُمُوْنَ
“Apabila salah seorang dari mereka diberi kabar gembira dengan kelahiran anak perempuan, menjadi merah padamlah wajahnya dalam keadaan ia menahan amarah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak karena buruknya berita yang disampaikan kepadanya. (Ia berpikir) apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya hidup-hidup di dalam tanah? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An-Nahl: 58-59)
Hadits-hadits yang telah disebutkan di atas menunjukkan keutamaan berbuat baik kepada anak perempuan, memberikan nafkah kepada mereka dan bersabar memelihara mereka. (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16/395)
Islam mewajibkan kepada seorang ayah untuk menjaga anak perempuannya, memberi nafkah kepadanya sampai ia menikah dan memberikan kepadanya bagian dari harta warisan.
2. Dalam masalah pernikahan
Wanita diberi hak untuk menentukan pendamping hidupnya dan diperkenankan menolak calon suami yang diajukan orang tua atau kerabatnya bila tidak menyukainya. Beberapa hadits di bawah ini menjadi bukti:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تُنْكَحُ اْلأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلاَ تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ إِذْنُهَا؟ قَالَ: أَنْ تَسْكُتَ
“Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah (dimintai pendapatnya), dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan hingga diminta izinnya.” Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimanakah izinnya seorang gadis?” “Izinnya adalah dengan ia diam”, jawab Rasulullah. (HR. Al-Bukhari no. 5136 dan Muslim no. 3458 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
‘Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ الْبِكْرَ تَسْتَحِي. قاَلَ: رِضَاهَا صَمْتُهَا
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya seorang gadis itu malu (untuk menjawab bila dimintai izinnya dalam masalah pernikahan).” Beliau menjelaskan, “Tanda ridhanya gadis itu (untuk dinikahkan) adalah diamnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5137)
Khansa` bintu Khidam Al-Anshariyyah radhiyallahu 'anha mengabarkan, ayahnya menikahkannya dengan seorang lelaki ketika ia menjanda. Namun ia menolak pernikahan tersebut. Ia adukan perkaranya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga akhirnya beliau membatalkan pernikahannya. (HR. Al-Bukhari no. 5138)
Hadits di atas diberi judul oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam kitab Shahih-nya: Bab Apabila seseorang menikahkan putrinya sementara putrinya tidak suka maka pernikahan itu tertolak.
Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash-Shiddiq menceritakan, salah seorang putri Ja’far2 merasa khawatir walinya akan menikahkannya secara paksa. Maka ia mengutus orang untuk mengadukan hal tersebut kepada dua syaikh dari kalangan Anshar, ‘Abdurrahman dan Majma’, keduanya adalah putra Yazid bin Jariyah. Keduanya berkata, “Janganlah kalian khawatir, karena ketika Khansa` bintu Khidam dinikahkan ayahnya dalam keadaan ia tidak suka, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menolak pernikahan tersebut.” (HR. Al-Bukhari no. 6969)
Buraidah ibnul Hushaib radhiyallahu 'anhu mengabarkan:
جَاءَتْ فَتَاةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقاَلَتْ: إِنَّ أَبِي زَوَّجَنِي ابْنَ أَخِيْهِ لِيَرْفَعَ بِي خَسِيْسَتَهُ. قَالَ: فَجَعَلَ اْلأَمْرَ إِلَيْهَا، فَقَالَتْ: قَدْ أَجَزْتُ مَا صَنَعَ أَبِي، وَلَكِنْ أَرَدْتُ أَنْ تَعْلَمَ النِّسَاءُ أَنْ لَيْسَ لِلآبَاءِ مِنَ اْلأَمْرِ شَيْءٌ
“Pernah datang seorang wanita muda menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka mengadu, ‘Ayahku menikahkanku dengan anak saudaranya untuk menghilangkan kehinaan yang ada padanya dengan pernikahanku tersebut’, ujarnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan keputusan padanya (apakah meneruskan pernikahan tersebut atau membatalkannya). Si wanita berkata, ‘Aku membolehkan ayah untuk melakukannya. Hanya saja aku ingin para wanita tahu bahwa ayah mereka tidak memiliki urusan sedikitpun dalam memutuskan perkara seperti ini’.” (HR. Ibnu Majah no. 1874, kata Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu dalam Al-Jami’ush Shahih (3/64), “Hadits ini shahih menurut syarat Al-Imam Muslim.”)
Islam memberikan hak seperti ini kepada wanita karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan wanita sebagai penenang bagi suaminya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kehidupan suami istri ditegakkan di atas mawaddah wa rahmah. Maka bagaimana akan terwujud makna yang tinggi ini apabila seorang gadis diambil secara paksa sebagai istri sementara ia dalam keadaan tidak suka? Lalu bila demikian keadaannya, sampai kapan pernikahan itu akan bertahan dengan tenang dan tenteram?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu menyatakan: “Tidak boleh seorang pun menikahkan seorang wanita kecuali terlebih dahulu meminta izinnya sebagaimana hal ini diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila si wanita tidak suka, maka ia tidak boleh dipaksa untuk menikah. Dikecualikan dalam hal ini, bila si wanita masih kecil, karena boleh bagi ayahnya menikahkan gadis kecilnya tanpa meminta izinnya. Adapun wanita yang telah berstatus janda dan sudah baligh maka tidak boleh menikahkannya tanpa izinnya, sama saja baik yang menikahkannya itu ayahnya atau yang lainnya. Demikian menurut kesepakatan kaum muslimin.”
Ibnu Taimiyyah rahimahullahu melanjutkan: “Ulama berbeda pendapat tentang izin gadis yang akan dinikahkan, apakah izinnya itu wajib hukumnya atau mustahab (sunnah). Yang benar dalam hal ini adalah izin tersebut wajib. Dan wajib bagi wali si wanita untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam memilih lelaki yang akan ia nikahkan dengan si wanita, dan hendaknya si wali melihat apakah calon suami si wanita tersebut sekufu atau tidak. Karena pernikahan itu untuk kemaslahatan si wanita, bukan untuk kemaslahatan pribadi si wali.” (Majmu’ Fatawa, 32/39-40)
Islam menetapkan kepada seorang lelaki yang ingin menikahi seorang wanita agar memberikan mahar pernikahan kepada si wanita. Dan mahar itu nantinya adalah hak si wanita, tidak boleh diambil sedikitpun kecuali dengan keridhaannya.
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْئًا مَرِيْئًا
“Berikanlah mahar kepada para wanita (yang kalian nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kalian dengan senang hati sebagian dari mahar tersebut, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (An-Nisa`: 4)
Al-Imam Al-Qurthubi Subhanahu wa Ta’ala berkata, “Ayat ini menunjukkan wajibnya pemberian mahar kepada wanita yang dinikahi. Ulama menyepakati hal ini tanpa ada perbedaan pendapat, kecuali riwayat sebagian ahlul ilmi dari penduduk Irak yang menyatakan bila seorang tuan menikahkan budak laki-lakinya dengan budak wanitanya maka tidak wajib adanya mahar. Namun pendapat ini tidak dianggap.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 5/17)
3. Sebagai Seorang Ibu
Islam memuliakan wanita semasa kecilnya, ketika remajanya dan saat ia menjadi seorang ibu. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, ayah dan ibu. Allah Subhanahu wa Ta’ala titahkan hal ini dalam Tanzil-Nya setelah mewajibkan ibadah hanya kepada-Nya:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا و
dikutip dari : AsySyariah, ditulis : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
11 Februari 2009
Subordinasi Wanita dalam kisah Damar Wulan
TOKOH paling mengemuka dalam cerita Damar Wulan, suka atau tak suka, adalah sang antagonis Minak Jingga. Dia hadir sebagai tokoh mahaperkasa, raksasa, dan dikontraskan dengan dua istri yang subordinan dan punakawan klemar-klemer kewanita-wanitaan, Dayun. Keperkasaannya dimanifestasikan dengan pusaka gada Wesi Kuning--representasi lingga--senjata mematikan, sekaligus bagi pemilik bila senjata itu berpindah majikan.
MENARIK sekali prosesi berpindahnya kepemilikan Wesi Kuning dari Minak Jingga ke Damar Wulan. Simbol kelelakian itu dicuri dan dialihkan kedua istri Minak Jingga yang terpikat kehalusan budi Damar Wulan-semacam pemberontakan pada dominasi lelaki kasar dan urakan, semacam penolakan Sinta pada Rahwana, dan penentangan Dewi Supraba pada Nilakawaca. Tampaknya di balik cerita Damar Wulan ini ada pendidikan perilaku halus mriyayeni khas Jawa.
Dengan kata lain, apa tidak mustahil tema sampingan-bila tidak cukup pantas diakui sebagai tema utama-Damar Wulan adalah upaya komparasi terhadap eksistensi lelaki ideal yang pantas dipertuan di Majapahit? Setidaknya lelaki tipe Arjuna, yang memuaskan di pembaringan dan dalam pergaulan sosial, karena secara trah penguasa Majapahit pada masa itu harus wanita bila mengikuti fakta Ratu Majapahit dalam cerita Damar Wulan, Prabu Kenya-dalam cerita biasanya disebut Kencana Wungu-dikaitkan dengan Suhita. Karena itu, Brandes mengaitkan peperangan antara Majapahit dengan Minak Jingga ini dengan Perang Puregreg. Sedangkan ilmuwan lain mengaitkan sosok Ratu Majapahit itu dengan Tribhuwanotunggawijayaawisynuwardhani, dan cerita tentang Perang Blambangan dikaitkan dengan peristiwa Perang Sadeng (lebih lengkapnya lihat CC Berg, Penulisan Sejarah Jawa, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985, halaman 90-92).
Oleh karena itu, tidak terhindarkan kesan komparasi dan penonjolan keutamaan Damar Wulan yang asal-usulnya disembunyikan dan tetap tersembunyi sebelum akhirnya terbuka di puncak kemenangan. Bahwa Damar Wulan itu anak dari Patih Udara, pemimpin Majapahit yang pergi bertapa sehingga kedudukannya diganti Patih Logender. Sejak kecil Damar Wulan dididik hidup prihatin dan santun oleh kakeknya sehingga ketika nyantrik dan ngenger di rumah Patih Logender, dia tidak kaget ketika diterima sebagai tukang kuda. Kontras dengan Layang Seta dan Layang Kumitir yang cuma bisa hura-hura memanfaatkan fasilitas jabatan ayah. Di titik ini, sekaligus mereka berbeda dari Minak Jingga yang sewenang-wenang berdasarkan kekuatan sendiri.
KOMPARASI dan kontras itu dimulai dari fakta Patih Udara mundur, melepaskan diri dari fatamorgana kekuasaan dunia dan masih tetap memegang wibawa pemimpin dan pamor kekuasaan. Setidaknya, kalau dibandingkan dengan Patih Logender, tokoh yang ketiban pulung memegang kekuasaan, tetapi tidak memiliki wibawa pemimpin dan pamor kekuasaan, sehingga kraton dipenuhi pamong yang pandai menjilat dan cuma memperjuangkan kepentingan golongan dan pribadi. Puncaknya, terutama ketika ada ancaman aneksasi oleh Blambangan dengan kedok lamaran Minak Jingga. Jalan keluar dari krisis itu menggelikan, yaitu menyelenggarakan sayembara. Dengan kata lain, memberikan kerajaan dan dirinya kepada sembarang lelaki yang mampu mengalahkan Minak Jingga. Jalan keluar yang mengelucak harga diri.
Oleh karena itu, fakta sayembara berhadiah "takhta dan wanodya" ini menunjukkan adanya sebuah fenomena besar di belakang layar. Bahwa Kencana Wungu tak bisa lagi mempercayai pamong dan prajuritnya, sekaligus menggarisbawahi sosok Kencana Wungu yang subordinan meski secara politik dia pemegang kekuasaan tertinggi. Karena itu dia membutuhkan lelaki gentleman, sang Arjuna yang mriyayeni, yang bisa mengayomi dirinya dan banyak wanita lainnya, bukan lelaki perkasa urakan semacam raksasa dalam diri Minak Jingga. Karena itu, seluruh keperkasaan kasar Minak Jingga-episode Minak Jingga gandrung yang interaktif komik dengan Dayun yang mbanceni selalu jadi adegan fragmen favorit lakon Damar Wulan-kontras dengan ketidakberdayaan Kencana Wungu.
MANIFESTASI dari pukau kelelakian Damar Wulan terbukti dengan (1) terpukaunya Anjasmara, putri Patih Logender dan adik dari Layang Seta dan Layang Kumitir, sehingga mereka terpaksa harus mengangkat derajat Damar Wulan agar adik mereka dan diri mereka tak terbenam ke dalam fakta bermenantukan dan beradik ipar tukang kuda. Dan, (2) luluh dan terpukaunya kedua istri Minak Jingga sehingga selain menghidupkan kembali Damar Wulan, mereka juga mencuri gada Wesi Kuning Minak Jingga sehingga Minak Jingga bisa dikalahkan Damar Wulan dan Blambangan tetap di bawah hegemoni Majapahit. Pengkhianatan kepada suami dengan jaminan mereka akan diperistri lelaki sejati yang tidak akan menyia-nyiakan mereka sebagai istri kedua dan ketiga, dengan Anjasmara sebagai istri pertama. Bahkan, akhirnya, ketiga wanita itu cuma berstatus selir karena istri utama Damar Wulan adalah Kencana Wungu, si Ratu Majapahit.
Dengan kata lain, puncak manifestasi pukau kelelakian Damar Wulan itu ada pada fakta dan fenomena terpanggilnya ia oleh situasi negara yang lemah dengan menerima tantangan (sayembara) mengalahkan Minak Jingga. Peperangan ini seharusnya beraras antarnegara dengan peserta negara taklukan Majapahit dan/atau negara merdeka yang mau berperang melawan Blambangan, bukan peperangan personal antarindividu Damar Wulan melawan Minak Jingga sehingga momen perpisahan kasmaran antara Damar Wulan dan Anjasmara jadi fragmen sentimentil favorit dari lakon Damar Wulan.
Damar Wulan terpanggil menjadi lelaki utama Majapahit dan berbeda dengan lelaki Majapahit lainnya. Keutamaan semacam ini yang menyebabkan Damar Wulan dianggap pantas bersanding dengan Ratu Kencana Wungu, bahkan diakui dan disadari para wanitanya sehingga mereka ikhlas menjadi wanita pendamping, wanita yang menjadi pengantar ke gerbang kemuliaan, kalau kita memakai terminologi Ibu Inggit pada sosok Soekarno.
Kelengkapan itu-satu wanita utama dan tiga wanita terpilih-menjadikan Damar Wulan lelaki Jawa utama. Sekaligus komparasinya dengan empat lelaki terpuruk-derajatnya kasar-perkasa-berkuasa, halus- kosong-berkuasa (memanfaatkan fasilitas jabatan orangtua), dan lemah-subordinan-mbanceni-membuat kita tiba pada hipotesis tentang motif di balik "penulisan" cerita Damar Wulan. Yakni, situasi Majapahit yang kacau karena kelemahan kepemimpinan ratu wanita yang mendorong kerinduan masyarakat pada kehadiran lelaki utama.
Masyarakat muak dan jenuh dengan pamong lelaki yang oportunistik mementingkan keuntungan golongan dan pribadi, sekaligus masyarakat lelah dengan kepemimpinan ratu wanita yang lemah, yang hanya bisa menangis dan tersenyum. Padahal senyum bisa dimanifestasikan sebagai kelembutan di balik ketegasan mengamalkan kekuasaan-"Westerling pun tersenyum," kata Iwan Fals dalam lagu Pesawat Tempurku-dan bukan sebuah pertanda ketakberdayaan. Memang.
Beni Setia
Damar Wulan
Damar Wulan adalah seorang tokoh legenda cerita rakyat Jawa Timur. Kisah yang pernah populer ditengah masyarakat Jawa Timur dengan banyak versi lakon, sendratari ataupun cerita tertulis yang telah dibuat mengenainya. Umumnya, kisah-kisah tersebut adalah berdasarkan Serat Damarwulan, yang diperkirakan mulai ditulis pada masa akhir keruntuhan Majapahit.
Sekilas Tentang Damar Wulan :
Diceritakan awalnya Damar Wulan mengabdi sebagai tukang rumput kepada Patih Loh Gender dari Majapahit. Karena kepandaiannya, Damar Wulan dapat menjadi abdi andalan Patih Loh Gender, dan Anjasmara putri sang patih terpikat dan jatuh cinta kepadanya. Damar Wulan kemudian mendapat tugas dari raja putri Majapahit, yaitu Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dengan tujuan membantu mengalahkan (Bupati) Menak Jinggo penguasa Blambangan yang bermaksud memberontak kepada Majapahit. Damar Wulan yang tampan dapat menarik perhatian selir-selir Menak Jinggo, yaitu Waeta dan Puyengan. Dengan bantuan mereka, Damar Wulan berhasil memperoleh senjata sakti gada Wesi Kuning milik Menak Jinggo. Menak Jinggo kemudian berhasil dikalahkan dan Damar Wulan menjadi pahlawan. Ia memboyong kedua selir tersebut, serta pada akhirnya juga mempersunting sang raja putri Majapahit.